Pasangan ini sudah kenyang dengan penderitaan. Hidup mereka miskin, tak punya pekerjaan, luntang-lantung di jalanan, dan tinggal di kolong jembatan di Sao Paulo, Brasil. Namun, hati Maranhao Rejaniel de Jesus Silva Santos (36) dan pasangannya, Sandra Regina Domingues luar biasa kaya.
Pada Minggu 8 Juli 2012, sekitar pukul 03.00 dini hari, mereka yang sedang terlelap di kolong Jembatan Azevedo terbangun saat mendengar raungan alarm memekakan telinga. Penasaran, Santos dan Domingues memutuskan untuk mendekati asal alarm, yang ternyata berasal dari sebuah restoran Jepang yang jadi korban perampokan.
Seperti dimuat laman Folha do Sao Paulo, beberapa waktu kemudian, di tengah jalan, Santos menemukan dua koper berisi uang diletakkan di bawah pohon sebelah halte bus. Satu koper berisi uang kertas, lainnya penuh berisi koin. Di dekatnya tergeletak bon dan bukti transaksi kartu kredit.
Dari bukti transaksi, diketahui bahwa uang tersebut dicuri dari restoran Hokkai Sushi yang baru dirampok. Diduga, uang itu sengaja ditinggal oleh para perampoknya karena banyak petugas yang sedang berjaga, dan akan diambil begitu keadaan sudah aman. Uang yang mereka temukan tak tanggung tanggung. Senilai 20.000 real Brazil atau Rp92 juta.
Namun, alih-alih mengambilnya dan menganggap sebagai "rezeki jatuh dari langit", Santos memutuskan untuk mengembalikannya. "Saya langsung terpikir untuk lapor polisi," kata pria yang sehari-hari mengais rezeki dengan memulung sampah plastik.
Kejujurannya juga memukau polisi yang menerima pengembalian itu. "Saat polisi datang dan menjumpai uang sebanyak itu, mereka nyaris tak percaya aku mengembalikannya."
Salah satu pemilik restoran yang dirampok, Daniel Uemura juga heran bukan kepalang saat mengetahui yang menemukan uang miliknya adalah seorang tunawisma.
"Ini merupakan contoh kejujuran dan kerendahan hati. Kami sangat bersyukur masih ada orang seperti dia," ujar Uemura, ketika datang ke kantor polisi untuk mengambil uangnya.
Sebagai ungkapan terima kasih, para pemilik Hokkai Sushi menawarkan dua opsi hadiah pada Santos dan Domingues. Pertama, kedua tunawisma ini bisa bekerja di distributor ikan atau toko ikan milik mereka. Kedua, tiket kembali ke Maranhao, tempat tinggal keluarga Santos yang sudah tidak ditemuinya selama 16 tahun.
Ajaran ibu
Sejak hidup di jalanan, Santos terpisah selama 16 tahun dari keluarga dan terutama Sang Ibu. Namun ajaran perempuan yang melahirkannya itu tetap terngiang di benaknya: jangan mengambil apapun yang bukan hakmu.
Itu juga menjadi alasan Santos untuk mengembalikan uang yang ia temukan itu. "Ibu mengajari saya untuk tidak mencuri dan segera lapor polisi jika melihat ada yang berbuat ilegal."
Ia berharap, ibunya yang tinggal di Maranhao melihat putranya muncul di televisi, saat diwawancara sebagai orang jujur yang jumlahnya makin sedikit di dunia. "Aku ingin Ibu tahu, putranya masih ingat apa yang pernah ia ajarkan."
Latar belakang Santos sebenarnya bukan tunawisma. Dia sempat bekerja di bidang konstruksi di Sao Paulo, menikah, dan punya seorang anak.
Setelah bercerai, dia kehilangan semua harta serta kontak dengan anaknya. Dia pun menggelandang hingga akhirnya bertemu Domingues. Tidak dijelaskan opsi hadiah mana yang akhirnya dipilih Santos dan Domingues, yang baru empat bulan merajut kasih di jalanan.*